PUISI "Dialog Nova dan Nurma"
Selamat pagi Nova
Sedap bau masakan di dapur memanggilku untuk segera beranjak
Menolehlah sejenak
Rupanya Mbak Yu mu itu masih sibuk di perapian
Turunkan pengeras toa itu
Cukup dengan mau atau tidak kan bisa?
Tak perlu melenggokkan alis layarmu sambil kumat kamit bau pencuci mulut
Lepas ini aku beranjak, beranjak bebas, beranjak lekaslah agar tenang tak lagi memenjarahiku
Kau persiapkan saja kalung di lehermu mulai erat
Mulut berbisamu itu tidaklah kau lakban dengan madu Nov, tajam
Pedas merekah larva, pas untuk menjadi sambal, peluh mengucur deras tak tertampung
Kita berdua bukan kercekik, kau yang harus mengendorkan amarah
Simpanlah pada perdamaian iklas.
Yakin semesta tetap membuka untuk hamba yang mengendorkan amarah
Mencabik cabik sukma keangkuhan, mengubur hidup-hidup dogma ketakutanmu. Lalu melebur dengan magma keterasingan.
Kau bersama orang-orang tepat,
menunduk bukan maksud kalah, selesai ada waktunya
-- Semesta Mawar ---
Komentar
Posting Komentar